Sukabumi – Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi terus mengembangkan situs bunker peninggalan Jepang di Waluran (Kecamatan Sukamukti) menjadi daya tarik wisata edukatif. Menurut tokoh budayawan setempat, Abah Firman, sejumlah bunker lama ini bukan hanya jejak sejarah Perang Dunia II, tetapi juga aset budaya yang layak dilestarikan.

Bunker tersebut dulunya digunakan sebagai pos pengintai dan pertahanan tentara Jepang pada masa pendudukan, berdiri kokoh dekat jalur nasional Kiaradua–Surade. Kini, Disbudpora telah melakukan penataan fisik dan membuka kawasan ini sebagai titik wisata sekaligus edukasi sejarah bagi pelajar, peneliti, dan wisatawan.

Selain pengembangan infrastruktur, Disbudpora juga menggandeng masyarakat lokal—termasuk generasi muda—untuk terlibat sebagai pemandu dan sukarelawan. Langkah ini bertujuan memperkaya pengalaman pengunjung dan memastikan pemaknaan warisan budaya bukan hanya sebagai objek tontonan, tetapi menjadi bagian dari kesadaran kolektif .

Dengan kapasitas tempat yang kini lebih aman dan akses yang ramah, diharapkan situs bunker ini menjadi pusat wisata sejarah yang mampu meningkatkan kesadaran akan nilai-nilai masa lalu sekaligus menggerakkan ekonomi lokal secara berkelanjutan.