Sukabumi – Sebanyak 13 hektare lahan pertanian di Kampung Warung Kalapa, Kelurahan Lembursitu, Kota Sukabumi, terancam kekeringan menyusul jebolnya Bendung Cipelang yang menjadi sumber irigasi utama di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi, Sony Hermanto, menyatakan bahwa pihaknya menerima laporan dari masyarakat terkait dampak kerusakan bendungan terhadap pasokan air ke lahan pertanian. Menurutnya, para petani mulai kesulitan mengairi sawah sejak bendung irigasi tersebut rusak.

“Para petani mengeluhkan terganggunya pasokan air untuk lahan pertanian akibat kerusakan bendung tersebut,” kata Sony pada Jumat, 13 Juni 2025.

Ia telah meninjau langsung lokasi kerusakan bersama aparat kecamatan dan menyimpulkan bahwa jebolnya bendungan disebabkan oleh bronjong yang hanyut diterjang derasnya arus sungai saat hujan lebat. Selain itu, struktur sodetan juga mengalami kerusakan.

Sony menambahkan bahwa Bendung Cipelang berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sehingga pihaknya akan segera berkoordinasi untuk penanganan perbaikannya. Namun, apabila pembangunan tidak memungkinkan dilakukan oleh Pemprov, Pemerintah Kota Sukabumi akan mengajukan izin untuk menanganinya secara mandiri.

“Pada prinsipnya, bendungan ini harus segera diperbaiki. Jika tidak ditangani dengan baik, dikhawatirkan kejadian serupa akan terulang saat musim hujan dengan intensitas tinggi,” ujarnya.

Pemerintah Kota Sukabumi berharap perbaikan dilakukan menggunakan konstruksi yang lebih kokoh dan ideal, seperti menggunakan pile cap, bore pile, serta penguatan balok. Sony menyebut, estimasi biaya pembangunan ulang bendungan beserta dinding penguat di sekitarnya mencapai Rp1,2 miliar.

“Setelah ada bendungan, debit air akan besar dan harus ada penguatan TPT di sebelahnya,” pungkasnya.