Sukabumi – Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kabupaten Sukabumi menyampaikan sejumlah perkembangan organisasi sekaligus tantangan sosial yang masih banyak ditemui di lapangan, dalam sebuah pertemuan bersama pemerintah daerah baru-baru ini.

Ketua IPSM Kabupaten Sukabumi, Imam Noerihamsyah, memaparkan bahwa organisasinya aktif melakukan studi banding ke berbagai daerah untuk memperkuat kapasitas kelembagaan. Salah satu temuan penting, menurutnya, adalah bahwa Sukabumi masih tertinggal dibandingkan daerah lain seperti Kabupaten Bogor yang telah memiliki lebih dari 4.000 anggota PSM serta berbagai program sosial unggulan, seperti tali asih dan penanganan cepat kasus sosial.

“Kami menargetkan 3.000 anggota hingga 2027. Jika pada akhir tahun ini kami berhasil merekrut 1.000 anggota, kami akan menggelar Apel Akbar bertepatan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial,” ungkap Imam.

Selain itu, Imam juga menyoroti lemahnya jaminan sosial di daerah, terutama dalam hal pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki BPJS aktif. Ia menyampaikan bahwa banyak warga terpaksa menggadaikan BPKB kendaraan hanya untuk membayar biaya rumah sakit.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Sukabumi, H. Iyos Somantri Andres, menyampaikan dukungannya terhadap penguatan peran PSM. Ia menekankan pentingnya kerja sosial yang dilandasi oleh keikhlasan, serta mendorong lahirnya kesadaran kolektif untuk menggerakkan zakat, infak, dan sedekah sebagai alternatif pembiayaan kegiatan sosial.

“Kebahagiaan kita bukan saat melihat orang susah, tapi saat bisa membantu mereka yang kesulitan,” ujar Wabup.

Ia juga mengajak IPSM dan perangkat daerah untuk bersinergi membentuk dana sosial gotong royong sebagai solusi atas kebutuhan sosial yang belum bisa tertangani oleh pemerintah secara langsung.

“Gerakan sosial ke depan harus lebih dari sekadar mengandalkan anggaran. Mari kita bangun gerakan sosial yang menyentuh hati,” pungkasnya.