Jakarta — Lirik lagu Hymne Guru mengalami perubahan pada bait penutup: frasa lama “tanpa tanda jasa” diganti menjadi “pembangun insan cendekia”. Perubahan resmi itu tercantum dalam Surat Edaran PGRI No. 447/Um/PB/XIX/2007 yang disepakati Pengurus Besar PGRI pada November 2007.

Hymne Guru awalnya diciptakan oleh Sartono pada 1980 untuk sebuah sayembara. Lagu ini sejak lama dinyanyikan di sekolah-sekolah sebagai penghormatan bagi peran pendidik. Pergantian frasa pada bait penutup dimaksudkan untuk menegaskan peran guru sebagai pembentuk generasi berilmu—bukan sekadar penghargaan simbolik.

Profil pencipta: Sartono lahir 29 Mei 1936 di Madiun, Jawa Timur. Ia adalah guru dan seniman musik otodidak yang menulis Hymne Guru pada 1980 dan memenangkan sayembara penciptaan lagu tersebut. Sepanjang kariernya Sartono tercatat mengabdi sebagai guru sekitar 24 tahun sejak 1978 dan menciptakan sejumlah lagu bertema pendidikan. Pada 2002 ia menerima penghargaan dari Kementerian Pendidikan Nasional. Setelah pensiun, ia sempat diminta menghibur guru-guru korban tsunami Aceh (2004). Sartono wafat pada 1 November 2015.

Perubahan lirik Hymne Guru menjadi penegasan fungsi guru dalam pembangunan sumber daya manusia: dari ungkapan penghargaan menjadi pernyataan peran aktif sebagai pendidik yang membentuk insan cendekia.

Lirik Hymne Guru (Versi Terbaru)

Terpujilah wahai engkau
Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku

Semua baktimu
Akan kuukir
Di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
’Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita
Dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk
Dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun insan cendekia