Aksi ini dikampanyekan dengan slogan “No Music for Genocide”, yang menyerukan agar karya para seniman ditarik dari layanan streaming milik Israel. Tujuannya, memberi tekanan politik dan moral terhadap Israel serta industri musik global untuk bersikap.
Beberapa nama besar yang ikut serta antara lain band Inggris Massive Attack, band Skotlandia Primal Scream, grup indie asal Amerika Japanese Breakfast, penyanyi legendaris Carole King, musisi Jepang Rina Sawayama, hingga artis Denmark MØ.
Dalam pernyataannya, penyelenggara kampanye menekankan bahwa budaya tidak bisa menghentikan bom, tetapi memiliki peran penting dalam membentuk opini publik dan melawan normalisasi kejahatan kemanusiaan. Mereka juga menuntut label musik besar seperti Sony, Universal, dan Warner agar menempuh langkah serupa, sebagaimana yang pernah dilakukan terhadap Rusia pascainvasi ke Ukraina.
Boikot ini menjadi bagian dari gelombang protes global di bidang seni, olahraga, dan kebudayaan yang menolak agresi militer Israel di Gaza. Para seniman berharap aksi mereka dapat memperkuat solidaritas internasional sekaligus memberi tekanan agar kekerasan segera dihentikan.