RAGAMBAHASA.com – Ribuan warga Israel memadati Kedutaan Besar Portugal di Ramat Hasharon sejak Jumat (28/11), setelah pemerintah Portugal membuka kesempatan pengurusan kewarganegaraan dan pembaruan paspor tanpa perlu janji temu. Antrean terlihat mengular hingga luar kompleks Cinema City Glilot, bahkan mencapai area parkir bawah tanah.
Kebijakan ini diumumkan Kedubes Portugal menjelang acara khusus bertajuk “Masa Lalu Telah Kembali”, yang digelar untuk mengatasi sistem pendaftaran online yang dianggap tidak lagi mampu menampung permintaan. Dalam pengumuman di akun Facebook resminya, Portugal menyatakan layanan tersebut terbuka bagi seluruh warga Portugis di Israel.
Lonjakan pemohon membuat ribuan orang datang sejak dini hari demi memastikan mendapat giliran. Sebagian warga yang sempat pulang kembali lagi setelah mengetahui antrean semakin padat. Kedubes Portugal menyebut ribuan warga telah berhasil dilayani dan tak ada yang dibiarkan menunggu tanpa kepastian.
Tingginya minat warga Israel untuk mendapatkan kewarganegaraan Portugal sebenarnya telah berlangsung sejak 2015, saat Portugal menerapkan Undang-Undang Kepulangan. Aturan tersebut memberikan hak bagi keturunan Yahudi Sephardik—yang nenek moyangnya terusir pada masa Inkuisisi abad ke-16—untuk memperoleh paspor Portugal. Namun, pada Desember 2023 pemerintah Portugal memperketat proses verifikasi meski tidak menghapus aturan tersebut.
Mulai Mei 2026, masa berlaku paspor Portugal akan diperpanjang dari lima menjadi sepuluh tahun. Meski begitu, pemohon yang mengantre akhir 2025 kemungkinan masih menerima paspor dengan masa berlaku lima tahun.
Banyak warga Israel disebut mengincar kewarganegaraan Portugal demi mendapatkan kemudahan visa Schengen, sehingga memungkinkan mereka bepergian ke berbagai negara Eropa. Minat terhadap paspor kedua meningkat pesat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, saat warga Israel mulai mencari alternatif dokumen perjalanan tambahan. Pemerintah Israel sendiri mengizinkan warganya memiliki dua kewarganegaraan.
