Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI dari Partai Gerindra, Endipat Wijaya, mendapat kritik publik setelah pernyataannya yang menyinggung donasi publik untuk korban bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang dikoordinasikan Ferry Irwandi. Dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid di Senayan pada Senin (8/12), Endipat membandingkan sumbangan warga sebesar Rp10 miliar dengan klaim bantuan pemerintah yang disebut mencapai triliunan rupiah.
Endipat mengatakan ada pihak yang baru datang sekali namun seolah paling bekerja di Aceh, sementara pemerintah telah hadir sejak awal. Ia juga meminta Komdigi meningkatkan penyebaran informasi mengenai kerja pemerintah agar tidak kalah viral dengan konten media sosial yang menurutnya “sok paling-paling”. Pernyataan itu ia sampaikan pada Senin (8/12).
Ferry Irwandi, kreator konten sekaligus CEO Malaka Project, menanggapi sindiran tersebut dengan tenang. Dalam unggahan Instagram pada Selasa (9/12), Ferry menegaskan dirinya tidak merasa marah karena dukungan publik yang begitu besar. Ia juga menyebut sudah menyampaikan sejumlah kebutuhan masyarakat di lapangan kepada Endipat.
Setelah kritik publik meluas, Endipat disebut telah menghubungi Ferry dan meminta maaf. Hal ini disampaikan Ferry melalui unggahan Instagramnya pada Selasa (9/12), dan ia menyatakan menerima permintaan maaf tersebut karena tidak ingin memperpanjang konflik.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka turut memberikan dukungan kepada gerakan penggalangan dana publik. Dalam pernyataannya pada Selasa (9/12), Gibran menilai bantuan warga untuk warga merupakan wujud nyata gotong-royong dan kepedulian sosial, serta menyebut Ferry Irwandi dan sejumlah tokoh lainnya berperan penting dalam aksi kemanusiaan tersebut.
