Sukabumi — Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi menyatakan dukungannya terhadap produksi film layar lebar berjudul “Senja yang Hilang” yang proses penggarapannya dilakukan di kawasan Geopark Ciletuh. Kepala Dinas Pariwisata, Sendi Apriadi, menilai film ini sebagai sarana edukatif dan promosi wisata yang strategis.
Pernyataan tersebut disampaikan Sendi saat membuka kegiatan pencarian pemeran film yang bertema kemanusiaan dan mengangkat isu Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Kegiatan berlangsung di Geopark Information Center (GIC), Palabuhanratu, pada Sabtu, 10 Mei 2025.
“Film ini diangkat dari kisah nyata, tujuannya untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya TPPO. Kami ingin masyarakat lebih waspada terhadap tawaran pekerjaan yang mencurigakan,” ujar Sendi.
Ia menyambut positif keterlibatan warga lokal dalam produksi film ini serta penggunaan lokasi syuting yang sebagian besar berada di wilayah Sukabumi. Menurutnya, hal ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat citra pariwisata daerah melalui media film.
“Production house-nya milik orang Sukabumi. Lokasi syutingnya pun 80 persen berada di daerah kita, khususnya kawasan Geopark Ciletuh. Ini langkah strategis dalam membangun citra pariwisata melalui media film,” ungkapnya.
Sendi menambahkan bahwa produksi film ini juga bagian dari pemberdayaan masyarakat dan pengembangan ekonomi kreatif, yang menjadi perhatian Dinas Pariwisata.
“Ini bukan sekadar film, tapi bagian dari ekraf (ekonomi kreatif). Karena itu, menjadi kewajiban kami untuk mendukung dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam proses produksinya,” tegasnya.
Ia berharap “Senja yang Hilang” dapat menjadi media promosi yang efektif dalam memperkenalkan keindahan alam dan potensi wisata Kabupaten Sukabumi ke publik yang lebih luas.
“Potensi wisata kita luar biasa, tetapi belum banyak terekspos di layar lebar. Film ini menjadi momentum penting untuk mengubah itu,” pungkasnya.