Sukabumi — Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi meminta pihak Google segera memperbarui informasi jalur wisata menuju Pantai Palangpang dan destinasi lain di kawasan Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp). Permintaan ini disampaikan menyusul masih ditampilkannya status jalur utama via Simpenan sebagai tertutup di Google Maps, padahal kondisi di lapangan sudah kembali normal.

Kepala Dinas Pariwisata Sukabumi, Sendi Apriadi, pada Sabtu, 3 Mei 2025, menyatakan bahwa jalur Simpenan telah bisa dilalui kendaraan sejak lebih dari seminggu sebelumnya. Namun karena pembaruan belum dilakukan, banyak wisatawan diarahkan ke jalur yang lebih jauh, yakni melalui Jampangtengah.

“Ini menyangkut citra destinasi. Jalur Simpenan sudah kembali normal sejak lebih dari seminggu lalu. Kami sangat berharap Google Maps segera memperbaiki informasi ini agar wisatawan tidak tersesat dan pariwisata tetap bergairah,” ujarnya.

Sebelumnya, jalur utama ke Pantai Palangpang melalui Loji sempat terganggu akibat banjir bandang yang merusak Jembatan Bojongkopo. Pemerintah kemudian membangun jembatan darurat di atas Sungai Cidadap sebagai solusi sementara selama proses perbaikan berlangsung.

Jembatan darurat yang dibangun dengan teknik konstruksi corrugated ini kini telah dilapisi beton, memungkinkan kendaraan roda dua dan empat untuk melintas dengan aman. Lalu lintas diatur dengan sistem buka-tutup oleh petugas serta warga sekitar.

“Jembatan (darurat) Bojongkopo aman untuk dilewati. Kami bersama masyarakat terus mengatur lalu lintas agar tetap lancar dan aman,” kata Dandi Sulaeman, Petugas Pengendali Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan.

Namun, hingga kini Google Maps masih mengarahkan pengguna dari Cibadak dan Palabuhanratu ke rute Jampangtengah atau jalur memutar lainnya seperti Cikembar–Bojonglopang–Cibogo. Kondisi ini dianggap membingungkan wisatawan serta merugikan pelaku usaha pariwisata setempat.

“Saya sempat ragu berangkat karena Google Maps nunjukin jalan ditutup. Tapi teman saya yang tinggal dekat situ bilang jalannya udah bisa dilewati,” ujar Isna, wisatawan asal Depok, pada Minggu pagi, 4 Mei 2025.

Sebagai kawasan wisata berstandar internasional, CPUGGp dinilai membutuhkan dukungan teknologi navigasi yang akurat dan mutakhir. Dispar menilai pembaruan data peta digital merupakan langkah strategis untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran perjalanan para wisatawan.