Sukabumi — Di tengah pesatnya perkembangan zaman, Kabupaten Sukabumi menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga dan mengembangkan budaya lokal. Sepanjang tahun ini, tercatat sebanyak 110 kegiatan berskala nasional dilaksanakan di wilayah tersebut, menjadikan Sukabumi sebagai pusat kegiatan budaya yang sarat edukasi dan hiburan.
Beragam agenda seperti Gelar Alam di Sirnarasa hingga perayaan Hari Nelayan di Palabuhanratu telah sukses digelar, menarik ribuan pengunjung baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Acara-acara ini bukan hanya sekadar tontonan, melainkan juga menjadi wadah untuk mengenalkan sejarah, nilai-nilai tradisional, serta filosofi budaya yang hidup di masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, menyampaikan bahwa keberlangsungan kegiatan budaya memiliki dampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat. Dalam acara Peningkatan Kapasitas Event Pelestarian Budaya yang berlangsung di Hotel Agusta, Palabuhanratu pada Senin, 6 Mei 2025, Sendi menekankan pentingnya pelestarian budaya yang terencana dan berdampak.
“Setiap event membawa perubahan, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan. Meski tak seluruhnya tercatat dalam pendapatan daerah, pendapatan per kapita masyarakat mengalami peningkatan,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya mulai melakukan upaya mitigasi dan pengukuran terhadap dampak ekonomi dari penyelenggaraan event, walaupun data resminya masih dalam proses penyusunan.
Dukungan juga datang dari perwakilan Kementerian Pariwisata, Hidayat, yang berharap agar pengelolaan event budaya dilakukan secara profesional sehingga mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan manajemen yang baik, Sukabumi dipandang mampu menjadi teladan daerah yang menjadikan budaya sebagai pilar ekonomi sekaligus simbol identitas bangsa.