Sukabumi – Di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi, tepatnya di Gunung Sungging, Surade, berdiri sebuah museum unik yang menghadirkan pengalaman belajar sejarah alam secara menyenangkan—Museum Megalodon Sukabumi. Berkat inovasi Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora), museum ini tak hanya menjadi tempat penyimpanan fosil, melainkan pusat edukasi yang memadukan ilmu pengetahuan, budaya, dan wisata.
Museum ini memamerkan fosil gigi Megalodon serta diorama laut purba dalam format interaktif yang dirancang menarik bagi anak-anak, pelajar, dan keluarga. Mengusung pendekatan edukatif modern, Museum Megalodon sukses menjadikan sains sebagai daya tarik wisata yang mudah diakses oleh semua kalangan.
Kepala Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Yudi Mulyadi, menekankan bahwa museum ini merupakan bagian dari visi besar untuk menghadirkan pusat pembelajaran berbasis potensi lokal dan sejarah alam. “Kami ingin menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan dan mendalam, bukan hanya tentang fosil, tetapi juga tentang nilai-nilai budaya dan sejarah bumi,” jelasnya.
Dengan rating 4.7 dari 66 ulasan di Google, Museum Megalodon menjadi destinasi edukatif favorit, bahkan buka hingga malam saat akhir pekan. Disbudpora juga menyisipkan berbagai program seperti tur edukatif, pelatihan, dan kerja sama dengan komunitas serta sekolah untuk menghidupkan museum sebagai ruang komunitas.
Tak hanya fasilitas, Disbudpora juga melibatkan masyarakat lokal melalui pelatihan pemandu wisata, relawan budaya, dan pengembangan konten edukatif. Yudi menyebut bahwa museum ini diharapkan bisa menjadi bagian dari pembentukan karakter generasi muda serta meningkatkan rasa cinta terhadap pengetahuan dan lingkungan.
Dengan pendekatan inklusif dan kolaboratif, Museum Megalodon kini menjadi wajah baru Sukabumi dalam dunia wisata edukasi yang berbasis budaya dan ilmu pengetahuan.