Sukabumi – Pemerhati hukum Sukabumi, Yogi Pebriansyah, memberikan apresiasi kepada Dinas Pendidikan dan Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi atas respons cepat mereka dalam menangani kasus seorang siswa SMP yang bermasalah. Siswa tersebut sebelumnya dipulangkan ke rumah akibat terlibat kenakalan remaja. Kondisinya yang merupakan anak yatim membuat kasus ini menarik perhatian, terutama karena keluarga merasa kebingungan atas keputusan sekolah.

Yogi yang menerima laporan dari keluarga siswa berupaya menghubungi pihak sekolah, Dinas Pendidikan, dan DPRD untuk mencari solusi. Ia menekankan pentingnya memastikan hak pendidikan tetap diberikan, termasuk kemungkinan mengikuti program pembinaan karakter seperti yang digagas oleh Pemprov Jawa Barat.

Upaya ini mendapat tanggapan positif. Pada 11 Juni 2025, Komisi IV DPRD bersama Kepala Disdik mendatangi sekolah dan menggelar audiensi untuk mencari jalan keluar. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembinaan melalui program barak militer, sebagai bentuk pembentukan karakter bagi siswa bermasalah.

Ketua Komisi IV, Ferry Supriyadi, menegaskan bahwa semua anak berhak atas pendidikan tanpa diskriminasi, dan program barak militer dinilai sebagai langkah yang konstruktif. Pemerintah daerah sendiri tengah merancang program ini bekerja sama dengan Kodim 0622/Sukabumi. Program ini menyasar siswa SMP dan SMA yang terlibat perilaku menyimpang, seperti tawuran dan bolos sekolah.

Kepala Disdik, Eka Nandang, menyatakan bahwa pihaknya telah menjalin koordinasi dengan berbagai instansi, termasuk Kemenag dan Disdik Provinsi. Ia menegaskan bahwa pendekatan yang digunakan bukan untuk menghukum, melainkan membimbing dan mendisiplinkan siswa. Sekitar 40 siswa SMP telah teridentifikasi, namun baru 10 di antaranya yang mendapat persetujuan orang tua untuk mengikuti program ini.

Sekretaris Disdik, Khusyairin, menambahkan bahwa siswa bermasalah ini sedang berada dalam fase pencarian jati diri, bukan “nakal”. Program barak militer ditujukan untuk membentuk karakter dan kedisiplinan, bukan pelatihan militer dalam arti sempit. Disdik terus melakukan sosialisasi agar orang tua memahami tujuan program ini dengan baik.

Saat ini, Forkopimda masih membahas teknis pelaksanaan, termasuk waktu dan lokasi pelatihan yang kemungkinan akan dilaksanakan di area militer seperti Kodim atau Yonif 310 di Sukabumi.