Sukabumi – Tradisi syukuran nelayan dinilai sebagai bagian penting dari budaya lokal yang mencerminkan jati diri masyarakat pesisir Kabupaten Sukabumi. Karena itu, kegiatan ini perlu dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan agar tetap hidup di tengah masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi, Yudi Mulyadi, usai menghadiri pesta syukuran nelayan ke-68 di Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, Minggu (20/7/2025).
Menurut Yudi, pesta syukuran nelayan tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga simbol rasa syukur masyarakat atas hasil laut sekaligus bentuk kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.
“Tradisi ini adalah warisan budaya yang harus kita jaga bersama. Setiap tahun, kami dari Disbudpora terus memberikan dukungan terhadap pelaksanaan pesta syukuran nelayan, baik dalam bentuk pendanaan maupun fasilitasi,” kata Yudi, Senin (21/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa dukungan tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab dinas sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pelestarian dan Pengembangan Seni Budaya Daerah. Disbudpora, kata dia, memiliki tugas untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan seni budaya lokal agar terus berkembang.
“Tahun ini sudah lima kegiatan serupa yang kami hadiri, dan kami akan terus mendukung penyelenggaraan tradisi ini di berbagai wilayah,” ujarnya.
Yudi menambahkan, kolaborasi lintas sektor sangat diperlukan, seperti dengan Dinas Pariwisata, Pertanian, Perikanan, dan pemerintah desa, demi mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Ia juga mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam pelestarian budaya, khususnya budaya Sunda. Sanggar seni, sekolah, serta komunitas lokal diharapkan tampil lebih atraktif dan kreatif dalam memperkaya ekspresi seni daerah.
“Ke depan, kami ingin pelaksanaan program kesenian di Kabupaten Sukabumi semakin semarak dengan melibatkan lebih banyak unsur masyarakat. Semakin beragam ekspresi seni yang lahir, maka semakin kuat pula identitas budaya kita,” pungkasnya.