JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tekanan signifikan menjelang penutupan tahun 2025. Dalam dua hari perdagangan terakhir sebelum libur Natal, indeks terdepresiasi sebesar 1,25% dan parkir di posisi 8.537,91.

Pelemahan ini dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) para investor yang ingin mengamankan likuiditas sebelum memasuki masa libur panjang akhir tahun. Tekanan jual ini berdampak langsung pada sejumlah saham big cap, termasuk emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu.

Harta Tergerus Rp 25 Triliun dalam Sehari

Melansir data Forbes pada Kamis (25/12/2025), kekayaan Prajogo Pangestu dilaporkan menyusut sebesar US$ 1,5 miliar atau setara Rp 25,13 triliun (asumsi kurs Rp 16.760) hanya dalam waktu satu hari. Penurunan drastis ini merupakan imbas dari koreksi tajam yang melanda hampir seluruh lini bisnisnya.

Kinerja Emiten Barito Group

Berikut adalah rincian pergerakan saham emiten milik Prajogo Pangestu yang menjadi pemicu utama merosotnya nilai kekayaan sang konglomerat:

  • PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Turun paling dalam sebesar 4,57%.

  • PT Chandra Daya Investasi (CDIA): Melemah 2,94%.

  • PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN): Terkoreksi 1,77%.

  • PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN): Turun 1,06%.

  • PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA): Menjadi satu-satunya yang mampu bertahan di level harga yang sama (stagnan).

Pasar modal Indonesia dijadwalkan akan kembali beroperasi pada 29-30 Desember sebelum kembali ditutup pada malam pergantian tahun, dan dibuka secara resmi untuk tahun buku baru pada 2 Januari 2026.