Sukabumi – Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyambut dan mendukung program “Sukabumi Nyaah Ka Indung” yang secara resmi diluncurkan oleh Bupati Sukabumi, Asep Japar, di Gedung Negara Pendopo Sukabumi pada Jumat (11/4/25) lalu.
Kepala Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Yudi Mulyadi, menegaskan bahwa pihaknya menyambut program ini dengan penuh komitmen dan semangat gotong royong. Menurutnya, “Sukabumi Nyaah Ka Indung” bukan hanya sekadar program bantuan sosial, tetapi juga merupakan gerakan moral dan budaya yang sejalan dengan nilai-nilai luhur masyarakat Sunda, yang menjunjung tinggi bakti kepada orangtua, khususnya kaum ibu.
“Program ini sangat menyentuh. Bagi kami di Disbudpora, ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan masyarakat, terutama ibu-ibu lansia yang membutuhkan uluran tangan dan perhatian. Ini juga sejalan dengan semangat kebudayaan dan nilai luhur yang kami junjung,” ungkap Yudi pada Senin (14/4/25).
Yudi menjelaskan bahwa sembilan pejabat eselon II, III, dan IV di lingkungan Disbudpora telah berkomitmen untuk mengikuti program ini. Setiap bulan, mereka akan menyalurkan bantuan berupa paket sembako kepada indung asuh yang menjadi tanggung jawab masing-masing pejabat.
“Ini bukan tentang besar kecilnya bantuan, tetapi tentang ketulusan dan kepedulian. Kami memastikan program ini dijalankan secara ikhlas, penuh rasa tanggung jawab, dan berkesinambungan,” ujarnya.
Menurut Yudi, pelibatan langsung para pejabat dalam program ini bukan hanya memperkuat hubungan sosial, tetapi juga menumbuhkan rasa empati dan semangat gotong royong di kalangan aparatur pemerintah.
“Pak Bupati sudah memberi contoh luar biasa. Kini saatnya kami di perangkat daerah menunjukkan aksi nyata. Ini bukan hanya tugas, tetapi amanah yang penuh makna,” tegasnya.
Yudi juga menambahkan bahwa Disbudpora akan menjadikan program ini sebagai bagian dari gerakan internal dalam membentuk karakter Aparatur Sipil Negara (ASN) yang humanis dan peduli terhadap sesama, khususnya kaum perempuan dan lansia.
“Ini adalah bagian dari kebudayaan kita. Kita ingin nilai-nilai seperti ini tidak hanya dipelajari, tetapi juga dipraktikkan,” tutupnya. (Andry Hidayat)